Mengenal Sejarah Kaos Barong Bali yang Dicetuskan oleh Pande Ketut Krisna

Siapa yang tak kenal kaos barong Bali? Kaos khas oleh-oleh Bali ini tidak hanya terkenal di Pulau Dewata saja, tetapi hingga di daerah lainnya. Namun penciptanya, Pande Ketut Krisna meninggal dunia di usia 77 tahun pada 29 Februari 2024 lalu. Pande bukan hanya tokoh penting dalam sejarah kaos barong Bali, ia juga pencetus toko oleh-oleh modern lain di Pulau Dewata.

Bagi masyarakat Bali, Pande Ketut Krisna merupakan tokoh yang berperan besar terhadap dunia pariwisata Pulau Dewata. Bagaimana kisah penciptaan kaos barong Bali yang ikonik dan terkenal seantero Indonesia? Yuk, simak kisahnya!

Sejarah Kaos Barong Bali yang Diciptakan Secara Tidak Sengaja

Kaos barong menjadi oleh-oleh khas yang banyak dicari wisatawan di Bali. Di balik desainnya yang ikonik, ternyata kaos ini diciptakan secara tidak sengaja.

Sejarah kaos barong Bali bermula ketika Pande Ketut Krisna tidak sengaja melakukan percobaan mewarnai kain endek. Peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 1969 ketika Pande dan keluarganya tengah mengembangkan kreasi kain Endek Bali.

Kala itu, kain endek hanya memiliki maksimal kombinasi dua warna saja dengan warna dasar hitam. Jadi, kreasi kain endek mayoritas perpaduan antara warna hitam dengan coklat, hitam dengan hijau, hitam dengan biru dan seterusnya.

Pande kemudian bereksperimen untuk menciptakan kain endek dengan warna yang lebih variatif agar warna-warni. Untuk menghasilkan kain endek warna-warni tersebut, ia bereksperimen dengan cara mencelup benang tenung. Inovasi tersebut berhasil menciptakan kain endek banyak warna atau catrian sehingga kombinasi warnanya bisa mencapai 5 warna.

Desain Sederhana dan Kaya akan Warna Jadi Ikon Sejarah Kaos Barong Bali

Desain Sederhana dan Kaya akan Warna Jadi Ikon Sejarah Kaos Barong Bali

Ketika bereksperimen menciptakan kain endek dengan warna variatif, Pande mencoba berbagai cara. Pada akhirnya ia berhasil menciptakan aneka warna kain endek dengan menggunakan alat dan cara yakni Catrian. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan menjadi baju barong pada tahun 1969.

Sejak awal diciptakan hingga hari ini, desain atau motif baju barong Bali tetap sederhana. Tujuannya untuk mempermudah proses pembuatannya. Namun bukan motif barong ketet (ket) yang terkenal lebih susah.

Awalnya kaos atau baju barong Bali dijual di sejumlah obyek wisata terkenal seperti Kuta dan Ubud. Pada tahun 1969, baju barong tersebut dijual di kisaran harga Rp 1.500 per potong dan berhasil mencuri minat para wisatawan. Hal tersebut disebabkan karena baju barong merupakan kreasi baru sehingga laku keras.

Baju Barong Bali, Buah Karya Tangan Tanpa Paten

Hasil penjualan baju barong yang laris manis pun pun jadi berkah bagi Pande dan keluarganya. Awalnya Pande hanya memiliki tempat usaha berukuran kecil di kawasan Gianyar. Permintaan baju barong Bali yang meningkat membuat usaha Pande sukses. Baju barong pun laris hingga ke mancanegara karena dianggap sebagai buah karya tangan yang unik.

Meski sukses menciptakan dan memasarkan baju barong, mendiang Pande justru tidak memiliki hak paten produk ini sejak tahun 1969. Pande menganggap dua tahun sudah cukup, kemudian anggota keluarga yang lain dapat menularkan ilmu pembuatan baju barong ke orang lain.

Terlepas dari sejarah kaos barong Bali yang tidak memiliki paten, hingga saat ini penjualannya terbilang stabil. Permintaan terhadap kaos ini pun tidak hanya dari kawasan di Indonesia saja, tetapi juga dari mancanegara. Dari yang awalnya dijual Rp 1.500 per potong, sekarang Anda dapat membeli kaos barong Bali seharga Rp 15.000 sampai Rp 30.000 per potong.

Content Writer | + posts

Seorang content writer yang selalu tertarik dengan cerita sejarah dan punya hobi memasak

Editor | + posts

Hai, aku Otip. Aku seorang Content Editor di InboundID. Aku senang membahas hal yang berkaitan dengan kecantikan, teknologi, dan game.

Namun, sesekali juga asik menjelajahi pop culture dan budaya. Selain mengulas artikel, aku juga memiliki keahlian di bidang Content Marketing dan Inbound Marketing.

You may also like

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Unik