Belum lama ini Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes Real Time Billionaires.
Dalam daftar tersebut, konglomerat Prajogo Pangestu menempati peringkat pertama dengan total kekayaan sebesar 38,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 607 triliun (dengan kurs Rp 15.686).
Prajogo sendiri mengungguli Low Tuck Kwong yang sebelumnya telah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia.
Menurut daftar Forbes Real Time Billionaires, Low Tuck Kwong menduduki peringkat kedua dengan kekayaan sebesar 26,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 415,6 triliun.
Dilaporkan oleh Kontan, peningkatan kekayaan Prajogo Pangestu sejalan dengan kenaikan harga saham dari perusahaan-perusahaan yang dimilikinya.
Pada hari Jumat, harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melonjak 9,81 persen mencapai Rp 1.175. Sementara itu, saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga mengalami kenaikan sebesar 1,35 persen menjadi Rp 3.000 per saham.
Lalu siapakah Prajogo Pangestu itu?
Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu lahir di Kalimantan Barat pada tahun 1944 dengan nama asli Phang Djoem Phen.
Beliau adalah anak dari seorang pedagang karet dan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, sehingga pendidikannya terbatas hanya sampai tingkat sekolah menengah.
Pada tahun 1960-an, di usia 79 tahun, Prajogo bahkan sempat bekerja sebagai sopir angkot. Saat bekerja sebagai sopir angkot, Prajogo bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia bernama Burhan Uray.
Burhan Uray mengajaknya untuk bergabung dalam perusahaan industri kayu, yaitu PT Djajanti Group.
Prajogo kemudian dipercaya sebagai general manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur pada tahun 1976.
Setahun setelah berkarier di sana, Prajogo memutuskan untuk keluar dan memulai bisnisnya sendiri dengan membeli CV Pacific Lumber Coy.
Selain Prajogo Pangestu ada juga pengusaha lainnya yang akan kita bahas secara umum, berikut daftarnya:
Low Tuck Kwong
Low Tuck Kwong, pendiri Bayan Resources, merupakan tokoh kunci di industri batu bara Indonesia.
Selain itu, beliau memiliki kendali atas perusahaan energi terbarukan, Metis Energy, dan memiliki saham di beberapa perusahaan, termasuk The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.
Partisipasinya dalam proyek SEAX Global, yang melibatkan kabel laut bawah untuk meningkatkan konektivitas internet, juga mencerminkan kontribusinya dalam industri teknologi.
R. Budi & Michael Hartono
Keluarga ini mengakumulasi sebagian besar kekayaannya melalui investasi mereka di Bank Central Asia (BCA).
Setelah krisis ekonomi Asia tahun 1997-1998, mereka membeli saham BCA dan juga mengendalikan perusahaan rokok kretek, Djarum.
Selain itu, mereka memiliki investasi di merek elektronik terkenal Polytron dan properti di Jakarta. Global Digital Niaga, sebagai induk dari Blibli, juga tercatat sebagai kepemilikan mereka.
Keluarga Widjaja
Keluarga ini mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja yang luas, yang melibatkan sektor kertas, real estate, jasa keuangan, agribisnis, dan telekomunikasi.
Sinar Mas, perusahaan yang mereka pimpin, memiliki minat yang beragam di berbagai sektor.
Investasi terbaru mereka mencakup pengembangan pabrik sel surya dan modul surya terintegrasi pertama di Indonesia.
Sri Prakash Lohia
Sri Prakash Lohia, pendiri Indorama Corporation, memperoleh kekayaannya melalui produksi PET dan petrokimia lainnya.
Perusahaan yang dibuatnya menghasilkan berbagai produk industri, termasuk pupuk, bahan baku tekstil, dan sarung tangan medis.
Meskipun Sri Prakash Lohia tinggal di London, perusahaannya di Indonesia tetap menjadi kekuatan utama dalam industri petrokimia.
Anthoni Salim
Anthoni Salim, yang memimpin Salim Group, memiliki investasi yang mencakup sektor makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi.
Salah satu perusahaan unggulannya, Indofood, dikenal sebagai salah satu produsen mie instan terbesar di dunia.
Keluarga Salim juga memiliki investasi di First Pacific, sebuah perusahaan investasi yang terdaftar di Hong Kong.
Chairul Tanjung
CT Corp, yang dimiliki oleh Chairul Tanjung, mencapai kesuksesan di berbagai sektor, termasuk penerbitan kartu kredit, hypermarket, stasiun TV, ritel, dan layanan keuangan. Investasinya di saham Garuda Indonesia dan Allo Bank juga mencerminkan dominasinya di berbagai sektor.
Boenjamin Setiawan
Boenjamin Setiawan, pendiri Kalbe Farma, sukses mengubah perusahaan yang dibangunnya dari garasi menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.
Peran pentingnya di sektor kesehatan dan farmasi termasuk memiliki saham besar di Mitra Keluarga, perusahaan yang mengelola rumah sakit.
Tahir
Tahir, pendiri grup Mayapada, telah membangun konglomerat yang bergerak aktif di sektor perbankan, layanan kesehatan, dan real estate.
Keluarga Tahir memiliki saham di Maha Properti Indonesia dan Bank Mayapada.
Djoko Susanto
Djoko Susanto, pendiri Alfamart, telah mengembangkan jaringan supermarket serba ada yang besar di Indonesia dan Filipina.
Dari awalnya memulai dari warung makan sederhana, Djoko Susanto berhasil menjadi pemilik jaringan supermarket yang sukses, menunjukkan ketekunan dan kegigihannya dalam meraih kesuksesan.
Itulah daftar orang terkaya di Indonesia menurut Forbes yang dapat kami berikan informasinya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.