Pernikahan adalah salah satu momen sakral dan penting dalam kehidupan seseorang. Dalam ikatan pernikahan kedua individu bersatu dan berjanji untuk berbagi kebahagiaan maupun kemalangan sepanjang hidup mereka. Simbol pernikahan yang paling nyata adalah pemberian mahar dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita.
Di Indonesia, mahar juga sering disebut sebagai mas kawin. Mahar seringkali dianggap sebagai bentuk ‘tebusan’ yang harus diberikan oleh pihak pria pada pihak wanita. Namun, sebenarnya makna mahar lebih dalam dari itu. Simak pengertian dari mahar dan berbagai contoh mahar pernikahan, berikut ini:
Apa Itu Mahar?
Secara etimologis, istilah mahar berasal dari bahasa Arab yang berarti suatu benda berbentuk abstrak yang diberikan sesuai dengan permintaan calon pengantin maupun sesuai kesepakatan bersama. Dengan begitu, mahar juga bisa diartikan sebagai lambang kesediaan dan kesiapan calon pengantin pria untuk memberikan nafkah lahir pada calon pengantin wanita dan anak-anaknya kelak.
Dengan berjalannya waktu, mahar telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari prosesi akad nikah dan telah menjadi tradisi dalam pernikahan. Dalam agama Islam, pemberian mahar dalam pernikahan merupakan salah satu syarat utama namun nilainya dapat disesuaikan dengan kesepakatan bersama. Adapun makna mahar pernikahan lainnya, yakni:
1. Simbol Cinta dan Tanggung Jawab
Ketika seorang calon pengantin pria memberikan mahar kepada calon pengantin wanita, ini adalah sebagai tanda nyata serta niat baiknya untuk senantiasa mencintai dan merawat pasanganya. Dengan begitu, calon pengantin pria tidak hanya peduli secara emosional saja tetapi juga bertanggung jawab secara finansial pada pasangannya.
2. Simbol Keseimbangan dan Keberanian
Dengan memberikan mahar, maka pihak pria telah memikirkan masa depan dengan pasangannya dan siap untuk menjalani komitmen tersebut. Pasangan wanita yang menerima mahar juga berkomitmen untuk mendukung hubungan mereka sehingga menciptakan kebahagiaan serta kestabilan dalam pernikahan.
3. Simbol Kepastian dan Kepercayaan
Pemberian mahar merupakan suatu tanda kepastian dan kepercayaan bahwa pasangannya tersebut akan dirawat dan dihormati dengan baik dalam pernikahan. Dalam budaya Indonesia, pemberian mahar dapat bermakna sebagai pemersatu keluarga.
Apa Saja Tips Memilih Mahar?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya jika mahar merupakan salah satu kewajiban yang harus diberikan oleh seorang calon pengantin pria terhadap calon pengantin wanita. Dalam agama Islam, tidak ada ketentuan terhadap jumlah maksimal dan minimal mahar, namun penetapannya sebaiknya dilakukan bersama antara calon suami dan istri. Dalam memilih mahar terdapat tips yang perlu diperhatikan, yakni:
1. Sesuaikan dengan Anggaran Biaya yang Dimiliki
Ketika memilih mahar, sebaiknya kedua calon mempelai mempertimbangkan anggaran biaya pernikahan yang dimilikinya. Tentukan jumlah mahar sesuai dengan kemampuan finansial kedua mempelai agar dapat mencegah beban yang berlebihan ketika melangsungkan acara pernikahan. Kemudian, hal ini juga dapat menciptakan keseimbangan dalam pernikahan.
2. Diskusikan dengan Kedua Mempelai
Ada banyak jenis mahar pernikahan sehingga penting bagi calon pengantin untuk mendiskusikan apa barang mahar yang akan digunakan saat menikah. Dalam berdiskusi, penting untuk melibatkan calon pengantin wanita agar kedua belah pihak merasa terlibat dan memiliki kepuasan dalam menentukan keputusan tersebut.
3. Sesuaikan dengan Tujuan dan Misi Pernikahan
Mahar juga dapat disesuaikan dengan tujuan serta misi pernikahan. Misalnya, jika kedua mempelai memiliki tujuan untuk membangun usaha bersama setelah menikah, maka dapat memilih mahar berupa emas maupun uang. Mahar tersebut kemudian dapat dijadikan modal awal dari usaha yang ingin dirintis.
4. Usahakan Tidak Terpengaruh dengan Orang Lain
Setiap pasangan memiliki kebutuhan, kesanggupan, dan juga nilai yang berbeda-beda. Oleh karena itu, keputusan memilih mahar harus berdasarkan atas kesepakatan bersama kedua belah pihak dan keinginan pribadi pasangan tersebut. Kemudian, usahakan tidak terpengaruh oleh pendapat dan juga tuntutan orang lain.
Contoh Mahar Pernikahan
Mahar pernikahan yang kerap kali diberikan calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita adalah berupa emas maupun uang. Namun, ternyata ada banyak jenis contoh mahar pernikahan lainnya yang sah untuk diberikan. Lantas, apa saja daftarnya? Simak ulasannya di bawah ini:
1. Uang
Pada dasarnya, Islam tidak membatasi nominal uang yang diberikan sebagai mahar. Semuanya tergantung pada kesepakatan kedua calon pengantin. Namun, menurut NU Online, ulama Islam merekomendasikan bahwa mahar yang diberikan oleh calon pengantin pria tidak boleh kurang dari 10 dirham dan tidak boleh lebih dari 500 dirham.
Batas maksimal tersebut merujuk pada nilai mahar yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidah ‘Aisyah. Kemudian, menurut Kitab Fathul Qarib, mahar yang diberikan kurang dari 10 dirham dianggap terlalu murah untuk seorang wanita dan tidak lebih dari 500 dirham agar tidak menunjukkan kearoganan masing-masing calon mempelai.
2. Emas
Mahar pernikahan juga dapat berupa emas, baik berupa batangan maupun pernikahan. Terdapat pendapat ulama Islam yang menyatakan jika 1 dirham setara dengan 0.4 gram emas. Dengan begitu, 500 dirham setara dengan 200 gram emas 24 karat yang paling baik.
3. Dirham Perak
Seperti yang Anda ketahui jika dirham merupakan mata uang yang terbuat dari perak (1 dirham setara dengan 2.975 gram perak) dan sudah digunakan di Arab sebagai alat tukar sejak masa Islam awal. Anda bisa menggunakan dirham sebagai mahar karena hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika menikahi istri-istrinya.
Nilai satu dirham setara dengan Rp 185.000. Maka, jika Anda mengikuti batas minimal dirham yang disunnahkan, maka besarannya yakni 10 dirham atau setara dengan Rp 1.850.000.
4. Alat Shalat
Dalam pernikahan umat muslim, alat shalat umum diberikan sebagai mahar. Pemberian mahar berupa alat shalat memiliki makna bahwa calon suami bersedia membimbing calon istri agar selalu taat pada Allah dan rajin beribadah.
Biasanya pemberian, mahar alat shalat juga dibarengi dengan pemberian uang tunai maupun emas. Namun, tentunya ini tidak menjadi patokan karena agama Islam menyarankan agar calon pengantin wanita memudahkan dan meringankan mahar yang diberikan calon pengantin pria.
5. Al-Qur’an atau Ilmu Pengetahuan
Mahar tidak selalu diberikan dalam bentuk benda nyata yang berharga. Namun, mahar juga dapat berupa jasa pengajaran terhadap Al-Qur’an. Mahar ini diperbolehkan menurut hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Hal ini berawal dari kisah Nabi Muhammad SAW yang pernah menikahkan sahabatnya dengan mahar hafalan Al-Qur’an. Pasalnya, lelaki tersebut tidak memiliki harta benda apapun dan yang ia miliki hanyalah hafalan Al-Qur’an.
6. Properti atau Tanah
Jenis mahar yang bisa diberikan lainnya adalah berupa properti atau tanah. Pasalnya, memberikan properti maupun tanah memiliki nilai yang signifikan dan substansial dalam konteks pernikahan Islam. Kemudian, pemberian mahar tersebut juga memiliki dampak jangka panjang dalam kehidupan pernikahan nantinya.
Dari ulasan di atas dapat diketahui jika mahar memiliki makna yang luas dalam ikatan pernikahan, tidak hanya sekedar nilai finansial semata. Contoh mahar pernikahan juga beragam dan dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing calon pengantin.
FAQ
Mahar isinya apa saja?
Isi mahar berupa barang berharga dan memiliki nilai, seperti emas, dirham perak, seperangkat alat shalat, properti maupun tanah, dan hal yang bermanfaat bagi kehidupan calon pengantin wanita, seperti hafalan Al-Qur’an.