Salah satu sutradara Yahudi pemenang Oscar dukung Palestina, yaitu Jonathan Glazer yang berhasil memenangkan nominasi Film Panjang Internasional Terbaik.
Filmnya yang berjudul The Zone of Interest bertemakan Holocaust ini dijelaskannya sebagai bentuk cerminan kondisi di Palestina saat ini.
Pidato yang diungkapkannya saat menerima Piala Oscar pun cukup menuai kontroversi karena mendukung Palestina, mengingat dirinya sendiri adalah seorang Yahudi.
Ungkapan Dukung Palestina oleh Jonathan Glaze yang Seorang Yahudi
Jonathan Glazer merupakan sutradara asal Inggris yang merupakan seorang Yahudi memproduksi film The Zone of Interest dan berhasil meraih Piala Oscar 2024.
Ketika naik ke atas panggung, Glazer ditemani oleh produser The Zone of Interest yaitu James Wilson dan Len Blavatnik.
Len Blavatnik sendiri merupakan seorang Yahudi dan aktivis pro-Israel dan bersahabat dengan Benjamin Netanyahu.
Blavatnik yang merupakan miliuner Rusia juga menjadi investor besar pada saluran TV Israel.
Berkebalikan dengan Blavatnik yang pro-Israel, pidato kemenangan dari Glazer justru mendukung Palestina dan mengecam tindakan Israel.
“Semua pilihan yang kita buat akan dihadapkan dan mencerminkan diri kita sekarang, bukan untuk mengungkapkan ‘Lihat, apa yang mereka lakukan waktu itu’ tetapi apa yang kita dilakukan sekarang,” jelas Glazer.
Ia juga menambahkan “Film kami menceritakan sisi paling buruk dari dehumanisasi. Hal inilah yang membentuk masa lalu dan sekarang”.
Usai mengatakan hal tersebut, dukungan Palestina pun tersirat dalam ucapannya “Saat ini, kami berdiri di sini sebagai orang-orang yang menolak ke-Yahudian kami serta Holocaust dibajak oleh pendudukan yang menyebabkan konflik untuk banyak orang tidak berdosa.”
Glazer juga mengungkapkan keprihatinannya untuk korban pada 7 Oktober di Israel atau serangan yang berlangsung saat ini di Gaza dalam pidatonya.
Usai pidatonya tersebut, respons tepuk tangan meriah pun menyambut. Khususnya Mark Ruffalo yang pro Palestina dan datang mengenakan pin merah Artist4ceasefire duduk di barisan depan.
Pujian lain pun berdatangan. Somine Zimmerman yang merupakan pendiri organisasi If Not Now mengatakan bahwa film The Zone of Interest merupakan panggilan untuk sadar serta awas pada konflik yang terjadi sekarang ini.
Begitu juga dengan Stefanie Fox yang merupakan direktur eksekutif Jewish for Peace menilai pidato Glazer tersebut tepat sasaran.
Tentang Film The Zone of Interest
The Zone of Interest sendiri merupakan film ketiga dari Inggris yang dinominasikan untuk kategori ini.
Film ini bersaing dengan IO Capitano dari Italia, Perfect Days dari Jepang, Society of The Snow dari Spanyol dan The Teacher dari Jerman.
Cerita dari film The Zone of Interest diangkat dari novel dengan judul sama karya Martis Armis tahun 2014.
Latar belakang ceritanya diambil pada kamp di Auschwitz yang dioperasikan tahun 1943 oleh tentara Nazi.
Ceritanya berpusat pada seorang komandan Nazi, Rudolf Hoss yang bertugas untuk memimpin kamp jajahan Nazi tersebut.
Hoss tinggal dengan kemewahan layaknya surga dunia bersama dengan istri dan juga lima anaknya. Kehidupannya tersebut berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di luaran sana yaitu tidak jauh dari rumah mereka.
Banyak warga yang tinggal di kamp layaknya neraka karena harus siap mendengarkan suara tembakan yang terus terjadi setiap menit.
Tidak hanya itu, tetapi juga suara jeritan masyarakat akibat keluarganya yang mati atau kesakitan karena terkena peluru.
Dua kehidupan berbeda inilah yang disorot dalam film The Zone of Interest.
Aksi sutradara Yahudi pemenang Oscar dukung Palestina dalam Academy Awards ke-96 ini lebih banyak mendapat dukungan karena hal ini jugalah yang sedang banyak disorot di dunia.